1
Perpustakaan Sebagai Sarana Penunjang
Tercapainya Tujuan Pendidikan
Oleh : Hartati, S.Pd.
E-mail : hartati_jombor@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Untuk mempercepat tercapainya tujuan pendidikan diperlukan banyak
sarana dan prasaran, salah satunya adalah tersedianya perpustakaan sekolah yang
memadai. Perpustakaan sekolah mutlak dibutuhkan oleh peserta didik sebab didalam
perpustakaan itulah mereka menemukan banyak pengetahuan dan informasi,
seghingga para peserta didik memiliki wawasan yang luas dan mengembangkan
imajinasi.
Dalam pasal undang-undang Sisdiknas no.2 tahun 1989, ditegaskan bahwa
perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting. Sebagai
sumber belajar maka keberadaan perpustakaan di sekolah sangatlah vital.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka sudah merupakan kewajiban
bagi setiap sekolah untuk mengusahakan perpustakaan yang ideal untuk kepentingan
kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik maupun guru. Perpustakaan yang ideal di
sekolah dapat memberikan banyak informasi, merupakan sumber pengetahuan dan
inspirasi bagi semua yang mau memanfaatkannya, sehingga tujuan pendidikan akan
segera terwujud.
B. Perpustakaan Sekolah dan Proses Belajar Mengajar
Kita melihat kemajuan dunia yang berputar semakin pesat, teknologi
semakin maju dan pembangunan yang hebat telah dikerjakan oleh sementara orang.
Dalam hal ini manusia bukan sekedar sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai
subjek pembangunan. Untuk itu melalui profesi perpustakaan kita ikut ambil bagian
dalam “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pembanguan adalah masalah teknologi. Dan teknologi adalah informasi.
Sedangkan informasi adalah masalah perpustakaan. Demikianlah urutan yang dapat
kami simpulkan. Tidak mungkin kita memiliki teknologi canggih kalau kita tidak
memiliki informasinya. Semakin maju teknologi, semakin banyak informasi yang kita
2
perlukan. Informasi dari berbagi teknologi yang kita perlukan dalam pembangunan
tersebut harus menyertainya, kalau tidak teknologi tersebut akan cacat. Dan jika
demikian pembangunan akan gagal. Kita mamiliki sebuah televise yang canggih,
tetapi tidak ada informasi yang menyertainya, kemungkinan kita akan memperoleh
kesulitan kalau ingin mengganti sparepart, atau ingin memainkan video, karena buku
petunjuknya tidak ada. Karena itu informasi harus menyertai sebuah teknologi.
Kadang-kadang kita enggan menyimpan informasi demi informasi, sebab kalau kita
kumpulkan semakin banyak semakin menjadi beban. Sebaiknya berbagi informasi itu
dikumpulkan di sebuah tampat yang disebut sebagi perpustakaan. Sumber informasi
di perpustakaan diolah dan diatur sehingga mudah menemukan kembali untuk
dipakai, walaupun perpustakaan masih kecil sumber informasinya tetap kita olah
sesuai dengan standar, dan akhirnya jika perpustakaan menjadi besar, layanan akan
tetap baik dan lancar.
Dalam hal ini kita sorot keberadaan perpustakaan sekolah, sebagai suatu
lembaga yang akan memberikan dasar dari segala dasar. Perpustakaan sekolah
diharapkan dapat menemukan kembali mutu pendidikan dasar, menjadi dasar bagi
pendidikan berikutnya atau menjadi bekal utama dalam menempuh kehidupan. Kita
sering mendengar mutu guru yang demikian merosot. Mutu tersebut dapat kita
naikkan jika kita mau menengok ke perpustakaan, disana ada harapan. Dari
perpustakaan sekolah ini diharapkan guru mau belajar lagi membaca apa yang
berhubungan dengan masalah belajar mengajar. Berbagi metode mengajar yang paling
efektif untuk masa kini. Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat
mereka, mencari bacaan yang memperkaya pengalaman melalui bacaaan yang
tersedia. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan
ketrampilan untuk mencari informasi guna keperluan mereka secara mandiri. Mereka
kita berikan wawasan mengenai “era informasi”, “era globalisasi”. Kita berikan cara
mengatasi hidup di dalam kedua era tersebut.dan dalam hal ini perpustakaan
menjawab kedua tantangan tersebut.
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah dan Proses Belajar Mengajar
Secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagi
berikut :
a. Sebagai pusat belajar mengajar. Perustakaan sekolah berfungsi membantu
program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan kurikulum
3
masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak mengembangkan
sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk
membantu guru mengajar dan memperkaya pengetahuan.
b. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengtahuannya tentang
suatu pelajaran di kelas.
c. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju
ke kebiasaan belajar mandiri.
d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.
e. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpusakaan akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
f. Perustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat,
melalui buku-buku bacaan fiksi.
g. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi anak didik.
Semua keterangan di atas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tanpa
perpustakaan tidak mungkin proses belajar mengajar berjalan lancar. Bahan bacaan
yang paling murah adalah yang disediakan oleh perpustakaan, tidak disediakan
masing-masing siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, anak belajar hidup
bersama, bekerja sama dengan teman mereka dengan bimbingan dari guru. Mereka
akan bisa menghargai milik orang lain, yaitu harta milik perpustakaan. Dengan
perpustakaan, gru dapat meningkatkan pengajaran dengan bahan yang ada di
perpustakaan.
D. Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Kurikulum
Tugas dan fungsi perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari tugas
dan fungsi di mana perpustakaan itu bernaung.
Pada jaman dahulu tugas utama dari sekolah adalah melatih kemahiran
dalam mata pelajaran tertentu. Untuk tiap-tiap mata pelajaran disediakan buku-buku
pelajaran. Seluruh program dan organisasi sekolah serta metode mengajar dan alatalat
pelajaran ditujukan untuk mencapai taraf kemahiran yang telah ditentukan. Bukubuku
pelajaran memainkan peran penting dalam system ini. Buku dan sumber
pengetahuan lain tiadak dirasa perlu, sebab buku pelajaran sudah dianggap cukup
mencakup segala sesuatu yang perlu diketahui anak. Mengajar adalah menguasai
kepada anak untuk mempelajari halaman demi halaman buku pelajaran itu. Dan tidak
jarang guru menyuruh untuk menghafal bagian tertentu dari buku pelajaran tersebut.
4
Perpustakaan yang berisikan berbagai jenis sumber pengetahuan dan diatur dalam
ruang khusus, tidak dirasa perlu; kalaupun ada buku-buku gunanya hanya sekedar
persediaan untuk bacaan berupa hiburan. Jenis dan ruang lingkup buku tidak
ditentukan dengan seksama. Para pelajar diperbolehkan meminjam buku-buku, tetapi
tidak diatur dan diharuskan memakai buku-buku untuk menambah pengetahuan
mereka.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dewasa ini
membuat manusia sadar, bahwa tugas sekolah tidak cukup melatih ingatan dan
kemahiran dalam beberapa mata pelajaan saja. Isi pelajaran tidak bisa lagi dibatasi
kepada isi buku pelajaran dan metode mengajar tidak cukup berdasarkan hafalan dan
ingatan, pendidikan bukan hanya menyampaikan dari mutu dan buku pelajaran kepada
anak didik, tetapi juga memberikan kesempatan kepada anak didik untuk ikut aktif
dalam usaha membuka pikirannya dan membiasakan dia memperkaya pengetahuan
dengan usaha sendiri. Pendidikan di jaman sekarang menginginkan agar semata-mata
pelajaran sebanyak mungkin diintegrasikan. Batas antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain makin kabur, dan terkadang hilang. Kurikulum tidak lagi dianggap
sebagai seri mata-mata pelajaran yang mempunyai batas isi antara yang satu dengan
yang lain.
Isi pelajaran haruslah lebih mendekati pengalaman-pengalaman hidup yang
sebenarnya agar tiap-tiap anak lebih mampu lagi mampersiapkan diri untuk hari
kemudian. Pelajaran harus mengikuti arah perkembangan anak didik dan pendidikan
modern lebih banyak memperhatikan bakat individual anak-anak. Tetapi ada beberapa
bidang pengetahuan dan kemahiran yang dianggap wajib dikuasai oleh tiap-tiap anak
dan sekolah-sekolah harus mengajarkan mata pelajaran inti kepada tiap anak. Setelah
para pelajar makin tinggi kelasnya masing-masing sebaiknya sudah mampu memupuk
bakat-bakat tertentu yang mereka miliki dan memperluas pengetahuan di bidang yang
sesuai dengan bakat-bakat masing-masing. Kurikulum yang sudah hidup dan dinamis,
serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan koordinasi ini memerlukan
sumber-sumber pengetahuan yang luas dan beraneka ragam : buku pelajaran, buku
bacaan, berkala, pamphlet, gambar, peta, guntingan surat kabar dan bahan audio
visual.
Perpustakaan sekolah diadakan bukan lagi sekedar melayani selera pelajar
untuk membaca buku-buku pelipur lara perpustakaan itu harus mampu membantu
pelajar mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dan melahirkan
5
kecekatan. Perpustakaan itu harus mampu mendorong anak-anak dalam aktifitas
kulikuler dan ekstrakulikuler. Dengan kata lain perpustakaan sekolah merupakan satu
kesatuan integral dengan alat-alat pendidikan yang lain. Koleksi yang lengkap serta
variasi subjek yang cukup, memperluas kesempatan pada pemakainya untuk
menambah cakrawala pengetahuannya.
Sebuah perpustakaan yang baik, dapat memberikan latihan kepada pelajar
cara-cara mencari dan menemukan informasi dalam perpustakaan yang walau bagai
mana besarnya. Mereka akan mendapatkan ketrampilan menemukan, menjaring dan
menilai informasi. Kemampuan mereka menarik kesimpulan yang tepat akan terbina.
Ketrampilan-ketrampilan ini sangat berguna bagi anak didik di hari kemudian.
Kebiasaan belajar sendiri memakai buku, majalah dan bahan pustaka yang lain akan
membawa manfaat besar dalam hidupnya. Dunia yang cepat maju menginginkan agar
orang jangan berhenti belajar setelah meninggalkan bangku sekolah. Penemuanpenemuan
baru setiap tahun menambah pengetahuan manusia dan ikut merubah
hidupnya dan kita mau tidak mau harus berusaha mendapatkannya, bukan hanya
mengikuti perubahan-perubahan itu, tetapi juga ikut membneri sumbangan terhadap
kemajuan manusia.
E. Guru Pustakawan dan Tugasnya
Guru pustakawan hendaknya mampu menyebarluaskan isi dan pencapaian
tugas perpustakaan, membina dan mengembangkan minat baca anak. Sekolah
merupakan alat untuk meletakkan dasar-dasar dan citra yang sebenarnya mengenai
perpustakaan. Sekolah juga merupakan tempat pesemaian minat dan kebiasaan
membaca yang sangat potensial bagi anak-anak. Guru pustakawan hendaknya
terampil dan mempunyai kemauan untuk membantu orang lain. Guru senior atau
wakil kepala sekolah kiranya sangat tepat untuk koordinator ini.
Besar kecilnya hasil yang dicapai oleh perpustakaan terganung sifap-sifap
guru pada sekolah tersebut. Perpustakaan dapat memberi kesan hidup bila petugasnya
mencintai pekerjaannya, tahu seluk beluknya, mengerti perannya dalam pendidikan
modern, dapat menyelami jiwa anak-anak, dapat membuat warga sekolah merasa
bahwa perpustakaan itu ada di sekolah untuk melayani keperluan intelektual, moral
dan kultural mereka.
Perpustakaan ini dapat cepat tumbuh, bila kepala sekolah dan guru serta
murid-murid merasa bahwa persoalan perpustakaan itu adalah tanggung jawab
6
bersama. Peran guru haruslah pandai membawakan peranan perpustakaan itu agar
betul-betul menjadi darah daging system pendidikan dan pengajaran,, dan bukan
bagian yang terpisah berdiri sendiri. Organisasi, rencana dan aktifitas perpustakaan itu
haruslah tertuju kepada maksud ini.
Guru pustakawan seharusnya mengetahui rencana pelajaran sekolah agar ia
dapat membantu guru-guru dan pelajar-pelajar. Ia harus menanamkan kebiasaan
membaca buku-buku ilmiah dan juga buku hiburan. Ia juga harus pandai menciptakan
suasana ruang atau tempat perpustakaan yang menyenangkan, sehingga para pemakai
merasa betah membaca dan belajar di perpustakaan.
Dengan kebijaksanaan, petugas perpustakaan haruslah pandai menanamkan
tanggung jawab kepada anak-anak agar mereka ikut bekerja sama menjaga agar aturan
tata tertib perpustakaan jangan dilanggar. Disiplin dalam perpustakaan baiknya dating
dari hati sanubari anak-anak sendiri, jangan karena tekanan dan teguran atau
hukuman.
Bakat-bakat dengan pengetahuan perlu sekali, tetapi agar perpustakaan
efektif dapat dipakai, jangan sampai kacau dan jangan sampai hilang buku-bukunya.
Diperlukan teknik pengendalian perpustakaan, pengetahuan teknik yang seksama
perlu sekali jika jumlah buku-buku sudah mencapai jumlah ribuan. Koleksi
perpustakaan di bawah seribu dapat memakai system sederhana.
F. Kesimpulan
Dengan terciptanya Undang-Undang No.2 tahun 1989, kita memasuki era
pendidikan modern. Pada pendidikan yang modern, tidak mungkin sebuah sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan tanpa memiliki perpustakaan. Tanpa adanya
perpustakaan, pendidikan tetap berjalan akan tetapi tidak akan mampu menciptakan
manusia Indonesia seutuhnya yang merupakan tujuan pendidikan kita.
Manusia Indonesia seutuhnya ialah manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tangguang jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya perpustakaan sekolah, diharapkan dapat menarik peserta
didik untuk lebih banyak membaca, sehingga mereka dapat mengembangkan
imajinasi dan memiliki wawasan luas karena di dalam perpustakaan mereka dapat
7
menemukan banyak informasi dan pengetahuan. Dengan demikian tujuan pendidikan
kita akan segera terwujud.
G. Daftar Pustaka
- Ahmad Saleh, Ibnu, 1987, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta,
Hidakarya Agung.
- Depdikbud, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Lanjutan
Tingkat Pertama, Jakarta, Depdikbud.
- Depdikbud Prop. Jateng, 2000, Organisasi Dan Tata Laksana Perpustakaan
(Materi Pelatihan Perpustakaan), Jawa Tengah.
- Soeatminah, 1992, Perpustakaan Dan Pustakawan, Yogyakarta, Kanisius.
- Tim, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, PT. Kolan Klede Putra Timur.
- Tim Penyusun Kamus Pusat Jakarta, 2001, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke Tiga, Jakarta, Balai Pustaka.
Perpustakaan Sebagai Sarana Penunjang
Tercapainya Tujuan Pendidikan
Oleh : Hartati, S.Pd.
E-mail : hartati_jombor@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Untuk mempercepat tercapainya tujuan pendidikan diperlukan banyak
sarana dan prasaran, salah satunya adalah tersedianya perpustakaan sekolah yang
memadai. Perpustakaan sekolah mutlak dibutuhkan oleh peserta didik sebab didalam
perpustakaan itulah mereka menemukan banyak pengetahuan dan informasi,
seghingga para peserta didik memiliki wawasan yang luas dan mengembangkan
imajinasi.
Dalam pasal undang-undang Sisdiknas no.2 tahun 1989, ditegaskan bahwa
perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting. Sebagai
sumber belajar maka keberadaan perpustakaan di sekolah sangatlah vital.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka sudah merupakan kewajiban
bagi setiap sekolah untuk mengusahakan perpustakaan yang ideal untuk kepentingan
kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik maupun guru. Perpustakaan yang ideal di
sekolah dapat memberikan banyak informasi, merupakan sumber pengetahuan dan
inspirasi bagi semua yang mau memanfaatkannya, sehingga tujuan pendidikan akan
segera terwujud.
B. Perpustakaan Sekolah dan Proses Belajar Mengajar
Kita melihat kemajuan dunia yang berputar semakin pesat, teknologi
semakin maju dan pembangunan yang hebat telah dikerjakan oleh sementara orang.
Dalam hal ini manusia bukan sekedar sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai
subjek pembangunan. Untuk itu melalui profesi perpustakaan kita ikut ambil bagian
dalam “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pembanguan adalah masalah teknologi. Dan teknologi adalah informasi.
Sedangkan informasi adalah masalah perpustakaan. Demikianlah urutan yang dapat
kami simpulkan. Tidak mungkin kita memiliki teknologi canggih kalau kita tidak
memiliki informasinya. Semakin maju teknologi, semakin banyak informasi yang kita
2
perlukan. Informasi dari berbagi teknologi yang kita perlukan dalam pembangunan
tersebut harus menyertainya, kalau tidak teknologi tersebut akan cacat. Dan jika
demikian pembangunan akan gagal. Kita mamiliki sebuah televise yang canggih,
tetapi tidak ada informasi yang menyertainya, kemungkinan kita akan memperoleh
kesulitan kalau ingin mengganti sparepart, atau ingin memainkan video, karena buku
petunjuknya tidak ada. Karena itu informasi harus menyertai sebuah teknologi.
Kadang-kadang kita enggan menyimpan informasi demi informasi, sebab kalau kita
kumpulkan semakin banyak semakin menjadi beban. Sebaiknya berbagi informasi itu
dikumpulkan di sebuah tampat yang disebut sebagi perpustakaan. Sumber informasi
di perpustakaan diolah dan diatur sehingga mudah menemukan kembali untuk
dipakai, walaupun perpustakaan masih kecil sumber informasinya tetap kita olah
sesuai dengan standar, dan akhirnya jika perpustakaan menjadi besar, layanan akan
tetap baik dan lancar.
Dalam hal ini kita sorot keberadaan perpustakaan sekolah, sebagai suatu
lembaga yang akan memberikan dasar dari segala dasar. Perpustakaan sekolah
diharapkan dapat menemukan kembali mutu pendidikan dasar, menjadi dasar bagi
pendidikan berikutnya atau menjadi bekal utama dalam menempuh kehidupan. Kita
sering mendengar mutu guru yang demikian merosot. Mutu tersebut dapat kita
naikkan jika kita mau menengok ke perpustakaan, disana ada harapan. Dari
perpustakaan sekolah ini diharapkan guru mau belajar lagi membaca apa yang
berhubungan dengan masalah belajar mengajar. Berbagi metode mengajar yang paling
efektif untuk masa kini. Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat
mereka, mencari bacaan yang memperkaya pengalaman melalui bacaaan yang
tersedia. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan
ketrampilan untuk mencari informasi guna keperluan mereka secara mandiri. Mereka
kita berikan wawasan mengenai “era informasi”, “era globalisasi”. Kita berikan cara
mengatasi hidup di dalam kedua era tersebut.dan dalam hal ini perpustakaan
menjawab kedua tantangan tersebut.
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah dan Proses Belajar Mengajar
Secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagi
berikut :
a. Sebagai pusat belajar mengajar. Perustakaan sekolah berfungsi membantu
program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan kurikulum
3
masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak mengembangkan
sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk
membantu guru mengajar dan memperkaya pengetahuan.
b. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengtahuannya tentang
suatu pelajaran di kelas.
c. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju
ke kebiasaan belajar mandiri.
d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.
e. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpusakaan akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
f. Perustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat,
melalui buku-buku bacaan fiksi.
g. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi anak didik.
Semua keterangan di atas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tanpa
perpustakaan tidak mungkin proses belajar mengajar berjalan lancar. Bahan bacaan
yang paling murah adalah yang disediakan oleh perpustakaan, tidak disediakan
masing-masing siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, anak belajar hidup
bersama, bekerja sama dengan teman mereka dengan bimbingan dari guru. Mereka
akan bisa menghargai milik orang lain, yaitu harta milik perpustakaan. Dengan
perpustakaan, gru dapat meningkatkan pengajaran dengan bahan yang ada di
perpustakaan.
D. Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Kurikulum
Tugas dan fungsi perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari tugas
dan fungsi di mana perpustakaan itu bernaung.
Pada jaman dahulu tugas utama dari sekolah adalah melatih kemahiran
dalam mata pelajaran tertentu. Untuk tiap-tiap mata pelajaran disediakan buku-buku
pelajaran. Seluruh program dan organisasi sekolah serta metode mengajar dan alatalat
pelajaran ditujukan untuk mencapai taraf kemahiran yang telah ditentukan. Bukubuku
pelajaran memainkan peran penting dalam system ini. Buku dan sumber
pengetahuan lain tiadak dirasa perlu, sebab buku pelajaran sudah dianggap cukup
mencakup segala sesuatu yang perlu diketahui anak. Mengajar adalah menguasai
kepada anak untuk mempelajari halaman demi halaman buku pelajaran itu. Dan tidak
jarang guru menyuruh untuk menghafal bagian tertentu dari buku pelajaran tersebut.
4
Perpustakaan yang berisikan berbagai jenis sumber pengetahuan dan diatur dalam
ruang khusus, tidak dirasa perlu; kalaupun ada buku-buku gunanya hanya sekedar
persediaan untuk bacaan berupa hiburan. Jenis dan ruang lingkup buku tidak
ditentukan dengan seksama. Para pelajar diperbolehkan meminjam buku-buku, tetapi
tidak diatur dan diharuskan memakai buku-buku untuk menambah pengetahuan
mereka.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dewasa ini
membuat manusia sadar, bahwa tugas sekolah tidak cukup melatih ingatan dan
kemahiran dalam beberapa mata pelajaan saja. Isi pelajaran tidak bisa lagi dibatasi
kepada isi buku pelajaran dan metode mengajar tidak cukup berdasarkan hafalan dan
ingatan, pendidikan bukan hanya menyampaikan dari mutu dan buku pelajaran kepada
anak didik, tetapi juga memberikan kesempatan kepada anak didik untuk ikut aktif
dalam usaha membuka pikirannya dan membiasakan dia memperkaya pengetahuan
dengan usaha sendiri. Pendidikan di jaman sekarang menginginkan agar semata-mata
pelajaran sebanyak mungkin diintegrasikan. Batas antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain makin kabur, dan terkadang hilang. Kurikulum tidak lagi dianggap
sebagai seri mata-mata pelajaran yang mempunyai batas isi antara yang satu dengan
yang lain.
Isi pelajaran haruslah lebih mendekati pengalaman-pengalaman hidup yang
sebenarnya agar tiap-tiap anak lebih mampu lagi mampersiapkan diri untuk hari
kemudian. Pelajaran harus mengikuti arah perkembangan anak didik dan pendidikan
modern lebih banyak memperhatikan bakat individual anak-anak. Tetapi ada beberapa
bidang pengetahuan dan kemahiran yang dianggap wajib dikuasai oleh tiap-tiap anak
dan sekolah-sekolah harus mengajarkan mata pelajaran inti kepada tiap anak. Setelah
para pelajar makin tinggi kelasnya masing-masing sebaiknya sudah mampu memupuk
bakat-bakat tertentu yang mereka miliki dan memperluas pengetahuan di bidang yang
sesuai dengan bakat-bakat masing-masing. Kurikulum yang sudah hidup dan dinamis,
serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan koordinasi ini memerlukan
sumber-sumber pengetahuan yang luas dan beraneka ragam : buku pelajaran, buku
bacaan, berkala, pamphlet, gambar, peta, guntingan surat kabar dan bahan audio
visual.
Perpustakaan sekolah diadakan bukan lagi sekedar melayani selera pelajar
untuk membaca buku-buku pelipur lara perpustakaan itu harus mampu membantu
pelajar mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dan melahirkan
5
kecekatan. Perpustakaan itu harus mampu mendorong anak-anak dalam aktifitas
kulikuler dan ekstrakulikuler. Dengan kata lain perpustakaan sekolah merupakan satu
kesatuan integral dengan alat-alat pendidikan yang lain. Koleksi yang lengkap serta
variasi subjek yang cukup, memperluas kesempatan pada pemakainya untuk
menambah cakrawala pengetahuannya.
Sebuah perpustakaan yang baik, dapat memberikan latihan kepada pelajar
cara-cara mencari dan menemukan informasi dalam perpustakaan yang walau bagai
mana besarnya. Mereka akan mendapatkan ketrampilan menemukan, menjaring dan
menilai informasi. Kemampuan mereka menarik kesimpulan yang tepat akan terbina.
Ketrampilan-ketrampilan ini sangat berguna bagi anak didik di hari kemudian.
Kebiasaan belajar sendiri memakai buku, majalah dan bahan pustaka yang lain akan
membawa manfaat besar dalam hidupnya. Dunia yang cepat maju menginginkan agar
orang jangan berhenti belajar setelah meninggalkan bangku sekolah. Penemuanpenemuan
baru setiap tahun menambah pengetahuan manusia dan ikut merubah
hidupnya dan kita mau tidak mau harus berusaha mendapatkannya, bukan hanya
mengikuti perubahan-perubahan itu, tetapi juga ikut membneri sumbangan terhadap
kemajuan manusia.
E. Guru Pustakawan dan Tugasnya
Guru pustakawan hendaknya mampu menyebarluaskan isi dan pencapaian
tugas perpustakaan, membina dan mengembangkan minat baca anak. Sekolah
merupakan alat untuk meletakkan dasar-dasar dan citra yang sebenarnya mengenai
perpustakaan. Sekolah juga merupakan tempat pesemaian minat dan kebiasaan
membaca yang sangat potensial bagi anak-anak. Guru pustakawan hendaknya
terampil dan mempunyai kemauan untuk membantu orang lain. Guru senior atau
wakil kepala sekolah kiranya sangat tepat untuk koordinator ini.
Besar kecilnya hasil yang dicapai oleh perpustakaan terganung sifap-sifap
guru pada sekolah tersebut. Perpustakaan dapat memberi kesan hidup bila petugasnya
mencintai pekerjaannya, tahu seluk beluknya, mengerti perannya dalam pendidikan
modern, dapat menyelami jiwa anak-anak, dapat membuat warga sekolah merasa
bahwa perpustakaan itu ada di sekolah untuk melayani keperluan intelektual, moral
dan kultural mereka.
Perpustakaan ini dapat cepat tumbuh, bila kepala sekolah dan guru serta
murid-murid merasa bahwa persoalan perpustakaan itu adalah tanggung jawab
6
bersama. Peran guru haruslah pandai membawakan peranan perpustakaan itu agar
betul-betul menjadi darah daging system pendidikan dan pengajaran,, dan bukan
bagian yang terpisah berdiri sendiri. Organisasi, rencana dan aktifitas perpustakaan itu
haruslah tertuju kepada maksud ini.
Guru pustakawan seharusnya mengetahui rencana pelajaran sekolah agar ia
dapat membantu guru-guru dan pelajar-pelajar. Ia harus menanamkan kebiasaan
membaca buku-buku ilmiah dan juga buku hiburan. Ia juga harus pandai menciptakan
suasana ruang atau tempat perpustakaan yang menyenangkan, sehingga para pemakai
merasa betah membaca dan belajar di perpustakaan.
Dengan kebijaksanaan, petugas perpustakaan haruslah pandai menanamkan
tanggung jawab kepada anak-anak agar mereka ikut bekerja sama menjaga agar aturan
tata tertib perpustakaan jangan dilanggar. Disiplin dalam perpustakaan baiknya dating
dari hati sanubari anak-anak sendiri, jangan karena tekanan dan teguran atau
hukuman.
Bakat-bakat dengan pengetahuan perlu sekali, tetapi agar perpustakaan
efektif dapat dipakai, jangan sampai kacau dan jangan sampai hilang buku-bukunya.
Diperlukan teknik pengendalian perpustakaan, pengetahuan teknik yang seksama
perlu sekali jika jumlah buku-buku sudah mencapai jumlah ribuan. Koleksi
perpustakaan di bawah seribu dapat memakai system sederhana.
F. Kesimpulan
Dengan terciptanya Undang-Undang No.2 tahun 1989, kita memasuki era
pendidikan modern. Pada pendidikan yang modern, tidak mungkin sebuah sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan tanpa memiliki perpustakaan. Tanpa adanya
perpustakaan, pendidikan tetap berjalan akan tetapi tidak akan mampu menciptakan
manusia Indonesia seutuhnya yang merupakan tujuan pendidikan kita.
Manusia Indonesia seutuhnya ialah manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tangguang jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya perpustakaan sekolah, diharapkan dapat menarik peserta
didik untuk lebih banyak membaca, sehingga mereka dapat mengembangkan
imajinasi dan memiliki wawasan luas karena di dalam perpustakaan mereka dapat
7
menemukan banyak informasi dan pengetahuan. Dengan demikian tujuan pendidikan
kita akan segera terwujud.
G. Daftar Pustaka
- Ahmad Saleh, Ibnu, 1987, Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta,
Hidakarya Agung.
- Depdikbud, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Lanjutan
Tingkat Pertama, Jakarta, Depdikbud.
- Depdikbud Prop. Jateng, 2000, Organisasi Dan Tata Laksana Perpustakaan
(Materi Pelatihan Perpustakaan), Jawa Tengah.
- Soeatminah, 1992, Perpustakaan Dan Pustakawan, Yogyakarta, Kanisius.
- Tim, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, PT. Kolan Klede Putra Timur.
- Tim Penyusun Kamus Pusat Jakarta, 2001, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke Tiga, Jakarta, Balai Pustaka.
No comments:
Post a Comment